Mengatasi Pandemi: Pentingnya Kesadaran Terhadap Mental Health Dalam Menghadapi Pandemi Covid-19
Menurut WHO, Mental Health atau yang kerap yang disebut kesehatan mental merupakan kondisi dari individu manusia, yang nantinya individu-individu tersebut terdapat kemampuan untuk mengelola stres kehidupan yang pasti, untuk bekerja secara produktif. Terdapat banyak faktor yang mengakibatkan seseorang akan mengalami mental health yakni mulai dari mengalami penyakit tertentu, depresi akibat suatu konflik, stress karena peristiwa trauma seperti kehilangan pekerjaan, terisolasi di tempat yang jauh, serta ditinggal oleh orang yang kita sayang dan cintai.
Menurut Kemkes, kondisi dimana keadaan batin kita tentram dan tenang merupakan kesehatan mental yang baik. Seseorang yang memiliki kesehatan mental yang baik tentunya akan memiliki kemampuan diri yang baik dalam menghadapi tantangan hidup, serta bisa menjalin hubungan yang baik dengan orang lain. Sebaliknya kondisi dimana seseorang memiliki gangguan suasana hati yang tak baik serta susah mengendalikan emosi, maka seseorang tersebut memiliki kesehatan mental yang buruk.
Di masa pandemi covid-19 ini, peristiwa-peristiwa yang membuat depresi dan stress kerap terjadi. Maka tak heran jika di situasi pendemi ini orang-orang banyak mengkaitkannya dengan munculnya gangguan kesehatan mental seseorang. Setiap orang bisa terkena masalah mental karena tekanan atau ujian hidupnya. Ya, akibat pandemi ini semua berubah drastis. Pasalnya banyak orang yang mengalami pengangguran, semua bisnis mengalami kerugian, banyak korban meninggal dunia akibat covid-19, dsb. Apalagi bagi para pekerja kantoran mereka harus bekerja di rumah atau work from home. Bahkan generasi milenial saat ini, mereka harus mau tak mau melakukan pembelajaran di rumah atau biasa disebut belajar online atau daring. Tentunya jika hal ini dipatenkan untuk kedepannya maka akan berdampak buruk pada kesehatan mental terutama pada generasi milenial atau generasi Z. Mengapa hal ini dapat berdampak buruk? Karena jika mereka terus-terusan dituntut untuk melakukan semuanya yang berkaitan dengan belajar serta tugas yang harus dilakukan secara online maka lama kelamaan timbul stres dalam setiap individu.
Seperti yang kita tahu bahwa generasi Z merupakan yang biasa disebut iGenerasi merupakan generasi yang sudah mengetahui internet. Mengapa begitu? Karena sejak kecil mereka sudah mengenal teknologi dan akrab sekali dengan gadget sehingga secara tidak langsung adanya teknologi sudah berpengaruh pada kehidupan mereka serta kesehatan mental mereka. Kesehatan mental yang dialami oleh generasi Z kebanyakan adalah dari adanya kasus cyberbullying melalui media sosial. Karena kecanduan kita terhadap gadget, terkadang kita tak sadar jika kita mengomentari berita terkait isu yang panas saat ini atau mengunggah sebuah postingan foto di media sosial, terkadang ada segelintir orang yang tidak suka terhadap hal itu semua. Jika hal ini memunculkan komentar-komentar yang negatif, maka akan berdampak pada kesehatan mental kita yang mana kita akan merasa stres dan bahkan bisa saja melakukan bunuh diri, serta terjadi tidak bisa menahan emosi kita.
Tak hanya itu, adanya tekanan hidup, yang membuat generasi Z juga merasakan stress akibat informasi-informasi tak terbendung yang beredar di sekitarnya. Sebab dari canggihnya teknologi ini, mereka mudah sekali mendapat informasi dari seluruh dunia. Ditambah dengan banyaknya waktu kita yang dihabiskan untuk mengakses internet serta berada di depan gadget maupun laptop seharian akibat tugas yang menumpuk. Hal ini menjadi sebuah kekhawatiran sendiri bagi diri sendiri. Apalagi jika di kondisi saat ini, yang tidak memungkinkan untuk belajar tatap muka. Terkadang untuk menghilangkan rasa kebosanan dalam belajar daring ini, tak banyak mereka generasi z menghibur diri dengan bermain media sosail, bermain games, menonton film di youtube. Tentunya hal ini bisa berdampak pada kemampuan mereka tidak bisa mengatur rasa frustasi ataupun stres, dsb. Menurut Van Rooji, Meerker, Schoenmakers, Griffiths, dan Van De Mheen (2010) sesorang yang sudah kecanduan game, ia tidak akan bisa menyelesaikan sesuatu, entah itu mengerjakan pekerjaannya, dsb.
Pada pandemi ini yang megakibatkan generasi Z harus berdiam diri di rumah pun bisa berpengaruh pada kesehatan mental mereka. Hal ini dibuktikan dengan pendapatan serta ekonomi mereka. Sebab di masa pandemi ini, tentunya mereka keuangan mereka tidak lancar sebab mereka tidak bisa sekolah secara tatap muka, dsb. Tak hanya itu, adanya pandemi ini juga mengakibatkan keadaan ekonomi orang tua juga tidak stabil. Hal ini tentunya akan berpengaruh pada cara mengasuh dan mendidik sang anak pasti akan berbeda dengan yang sebelumnya. Dengan pengertian akan mendidiknya secara keras.
Lalu bagaimana sih cara kita untuk bisa sembuh dari kesehatan mental kita? Yang pertama adalah mencoba untuk tersenyum untuk diri sendiri. Hal ini tentunya akan menimbulkan pengaruh positif dari diri kita dan bahkan bisa menjalar ke lingkungan sekitar. Tak hanya itu, kita juga harus menjadi diri sendiri. Sebab kebanyakan orang akan mencoba menjadi orang lain agar ia bisa mendapatkan pujian dari lingkungan sekitarnya. Selain itu, meskipun kita tetap di rumah saja, paling kita memanfaatkan waktu sekitar 5 menit untuk berolahraga. Berolahraga pun tidak harus di luar rumah, di dalam rumah pun kita juga bisa melakukannya. Yang terakhir adalah jangan mudah emosi dan terlalu memikirkan terkait komentar-komentar negatif yang kamu dapat di media sosial. Jika kamu terlalu memikirkannya maka akan berdampak pada kesehatan mentalmu.
Maka dari itu, jika salah satu dari kita terkena kesehatan mental maka kita bisa sejenak bercerita dengan orang yang dekat dengan kita seperti keluarga, dsb., ataupun kita juga bisa mencari bantuan lewat aplikasi yang menyediakan para dokter untuk berkonsultasi mengenai kesehatan mental.
Komentar
Posting Komentar