Peran Mahasiswa Baru Sebagai Administrator Muda Dalam Masa Pandemi COVID-19
Menurut Soejono Soekanto dalam buku yang berjudul Sosiologi suatu pengantar (2012:212), menjelaskan peran merupakan aspek dinamis kedudukan yang menunjukkan deskripsian mengenai sosial tentang siapa kita dan kita untuk siapa. Setiap orang mempunyai macam-macam peran sesuai dengan pola perilaku. Yang mana berarti peran mengandung artian menentukan peran apa yang akan diperbuatnya nanti kepada masyarakat dan kesempatan apa yang diberikan oleh masyarakat kepadanya. Peran inilah yang nantinya akan membuat setiap orang untuk lebih peduli terhadap sekitar.
Mahasiswa adalah sebutan bagi orang yang sedang dalam proses
menempuh pendidikan tertinggi di sebuah perguruan tinggi yang terdiri dari
akademik, politeknik, sekolah tinggi, institute, dan universitas (Hartaji,
2012: 5). Hingga saat ini, mahasiswa mengambil peran penting dalam sejarah
suatu bangsa. Mahasiswa merupakan generasi penerus bangsa yang nantinya menjadi
tonggak atau penentu dalam suatu perubahan. Perubahan tersebut nantinya bisa
dijadikan langkah untuk kehidupan yang lebih baik kedepannya. Sehingga
mahasiswa harus mempunyai tujuan serta cita-cita dalam mencapainya.
Pada tahun 2020 ini, dunia dikejutkan dengan adanya
sebuah virus yang mengejutkan banyak kalangan. Corona Virus Disease , virus mematikan yang sudah mengancam banyak
orang termasuk juga kalangan para garda terdepan yakni dokter. Corona Virus Disease sudah masuk di Indonesia sekitar bulan Maret
hingga akhir-akhir ini. Hal ini tentunya menjadi ancaman dan permasalahan bagi
warga Indonesia. Tak hanya itu, permasalahan ini tentunya akan memberikan
dampak positif serta dampak negatif. Dimana mahasiswa melewati banyak hambatan
serta rintangan yang harus mereka hadapi di era pandemi ini. Terlebih lagi
bagimereka tentunya memiliki berbagai kendala-kendala yang ada. Sehingga hal
ini menjadikan mahasiswa diharuskan
belajar online di rumah. Yang mana artinya kita harus berkutat
dengan penggunaan teknologi di masa pandemi ini. Hal ini berarti, mahasiswa
dituntut untuk menjadi pemuda yang mandiri, berpikir kritis, kreatif, dan
inovatif . dengan kata lain, mahasiswa harus bisa menjadi generasi yang bisa mengalami
rintangan untuk kea rah perubahan yang lebih baik meskipun terganggu dengan
adanya pandemic ini.
Tingkatkan Wirausaha: Mahasiswa menggabungkan
penggunaan teknologi
Pada era pandemi ini, tingkat teknologi semakin tinggi
dan canggih. Sebab hampir semua warga Indonesia memanfaatkan teknologi sebagai
alat penunjang mereka seperti, Work From
Home (WFH), belajar online,
webinar, dan lain sebagainya, terutama para mahasiswa. Hal ini justru menjadi
tantangan bagi para mahasiswa yang berperan sebagai administrator. Tentunya ini
bukan meruapakan yang bertugas serta berkontribusi dalam mengurusi
administrasi, melainkan mengelola hal-hal yang berhubungan dengan teknologi.
Sebab era pandemi ini yang menjadikan kita untuk dipacu dengan penggunaan
teknologi. Belum lagi mereka harus menghadapi tantangan dan persaingan yang
ketat dalam berbisnis. Di era pandemi inilah semua pekerjaan mengalami
penurunan yang signifikan. Banyak diantara para pekerja yang mengalami
pemutusan hubungan kerja karena terkendala gaji, dan sebagainya. Oleh karena
itu, mahasiswa sebagai generasi penerus bangsa harus mampu memanfaatkan hal ini
sebagai suatu kesempatan. Mengapa harus dijadikan suatu kesempatan? Karena di
era global ini mahasiswa sudah memeiliki karakter yang berkualitas, sangat
produktif, dan memiliki ide-ide inovatif yang dipelajarai di perguruan tinggi
serta sudah semestinya mahasiswa memberikan inspirasi bagi masyarakat. Hal ini
tentunya menjadi tantangan bagi mahasiswa yang mana mereka harus menghadapi
permasalahan besar dan serumit ini, di tengah kondisi perekonomian Indonesia
yang menurun disertai dengan adanya penyebaran virus Covid-19 ini.
Tentunya di era pandemi ini, masyarakat kehilangan
pekerjaannya sehingga mereka tidak bisa lagi untuk mencari nafkah . Untuk itu peran
mahasiswa disini, juga bisa ikut serta mengatasinya. Yang kita tahu bahwa, para
generasi milenial sekarang pastinya sudah memiliki berbagai macam platform
media sosial dan pastinya memiliki banyak pengikut. Kita bisa manfaatkan hal
tersebut dengan mempromosikan produk jualan mereka di media sosial bagi para
masyarakat yang berwirausaha. Bagi yang tidak memiliki pekerjaan, mahasiswa
juga bisa mengadakan program acara seminar atau webinar secara online tentang berwirausaha, dsb.
Tentunya masyarakat yang tertarik akan hal ini dengan senang hati mengikuti
program-program tersebut. Selain memberikan edukasi juga dapat bermanfaat bagi
kedepannya untuk masyarakat yang ingin berwirausaha di pandemi saat ini. Dengan
begitu, keluhan-keluhan yang dialami masyarakat ini dapat teratasi. Mereka juga
bisa mengajak masyarakat untuk ikut andil menjadi relawan di situasi saat ini.
Sebab di pandemic saat ini, keberadaan relawan sangat dibutuhkan. Jadi mereka
juga bisa membuat komunitas relawan untuk membantu para petugas dalam memutus
penyebaran Covid-19.
Penting: Tingkatkan Kesadaran Masyarakat Lewat Media
Sosial
Tingkat kesadaran masyarakat pada saat ini juga
menurun drastis. Hal ini dibuktikan dengan masih banyaknya masyarakat yang
tidak mematuhi anjuran pemerintah untuk diam di rumah, memakai masker, physical
distancing, dsb. Dalam mengahadapi hal ini tentu kuncinya yakni membangun
kesadaran. Sebab kesadaranlah yang menjadi poin penting untuk bisa melewati
permasalahan di tengah pandemi saat ini. Mahasiswa dapat memberikan edukasi di
tengah pandemi ini, dengan cara menyebarkan informasi atau video mengenai
pentingnya memiliki kesadaran di situasi yang saat ini. Kesadaran bisa
dilakukan dengan mengubah kebiasaan serta pola perilaku mereka dengan selalu
menggunakan masker saat hendak bepergian. Masker yang digunakan pun harus
memenuhi standard dari WHO. Ada 3 masker yang dianjurkan oleh WHO untuk dipakai
saat pandemi ini, yakni masker kain tiga lapis, masker bedah, dan masker N 95.
Kombinasi ideal yang cocok untuk masker kain yaitu terdiri dari tiga
lapis. Dimana terdiri dari lapisan
pertama berbahan katun, lapisan kedua berbahan polyster, dan lapisan ketiga
berbahan polypropylene atau katun.
Selain mahasiswa memberikan edukasi mengenai
penggunaan masker, mahasiswa juga dapat memberikan edukasi kepada masyarakat
tentang selalu mencuci tangan dengan hand sanitizer atau sabun. Mereka juga
bisa membuat video mengenai bagaimana cara mencuci tangan yang benar dan
sesuai. Tak lupa mereka juga mengingatkan pentingnya membawa hand sanitizer
saat bepergian. Sebab jika mereka bepergian dan menyentuh benda-benda di
sekitar mereka maka, akan rentan sekali terkena virus. Sebab kita tidak tahu
siapa yang sudah menyetuh benda tersebut dan apakah sudah dibersihkan atau
tidak. Dengan begini, masyarakat akan paham bahwa membawa hand sanitizer itu
sangat penting. Sehingga tidak ada lagi virus-virus yang menempel pada tubuh
kita.
Kebiasaan yang paling terakhir untuk kita ubah dan di
edukasi yaitu, saat kita berdekatan dengan orang yang ada di sekitar kita. Kita
dianjurkan untuk menjaga jarak dengan orang sekitar atau physical distancing.
Mengapa hal ini sangat penting? Sebab kita tahu apakah orag yang dekat dengan kita
terkena virus atau tidak. Akhir-akhir ini penyebaran virus paling cepat melalui
kontak langsung, yang mana mereka tidak menjaga satu sama lain, sehingga
tertular virus. Tentunya informasi-informasi tersebut akan menimbulkan
kesadaran bagi masyarakat dan secara tidak langsung para mahasiswa tersebut
sudah membantu pemerintah menyalurkan informasi dalam mencegah penyebaran virus
Covid-19 di Indonesia.
Peduli : Ajak Masyarakat Gancangkan Tolong Menolong
Tak hanya itu, di era pandemi ini tentunya tingkat kepedulian
sosial masyarakat menurun. Kita sebagai elemen dari masyarakat sudah semestinya
harus peduli terhadap permasalahan lingkungan yang ada di sekitar kita. Seperti
halnya para korban yang terdampak Covid-19
ini, jangan sampai kita acuh terhadap mereka. Bukannya membaik malah
semakin memperburuk keadaan si korban. Tak hanya dari si korban saja yang
terkena imbasnya, melainkan juga keluarga si korban turut menjadi sasarannya.
Mereka dikucilkan dari lingkungannya, sehingga tak ada yang berani berkontak langsung
ataupun berkomunikasi lagi dengan mereka. Hal tersebut tentunya akan berdampak
pada masyarakat lain yang tentunya akan mengalami ketakutan.
Untuk itu kita para milenial sebagai generasi penerus
bangsa harus mampu menghilangkan stigma tersebut dengan cara lebih peduli
dengan mempertanyakan pada keluarga korban mengenai kondisinya saat ini. Tidak
perlu jauh-jauh datang ke rumahnya, cukup memanfaatkan penggunaan smarthphone saja sudah merupakan bentuk
empati kita terhadap lingkungan sekitar. Perlahan-lahan kita ajak warga untuk
turut andil dengan cara memberikan sumbangsih bantuan semacam sayuran, sembako,
obat-obatan, atau apapun itu kepada keluarga korban yang terdampak virus
Covid-19. Dengan begitu masyarakat akan paham pentingnya kepedulian sosial
kepada orang di sekelilingnya. Tak hanya masyarakat, setiap milenial juga boleh
ikut andil dan menganjurkan kegiatan tersebut untuk diposting di media sosial.
Dengan begitu akan banyak disaksikan oleh ratusan, ribuan, bahkan jutaan orang
di Indonesia. Dampaknya pun juga akan terasa bila masyarakat lain
mengapresiasi, mencontoh kegiatan tersebut serta menerapkannya di lingkungan
sekitarnya. Sungguh hebat bukan? Ini memang terlihat sepele tetapi memberikan
dampak yang luar biasa.
Akhir Kata
Dari penggunaan teknologi canggih di masa pandemi ini,
dapat dijadikan solusi untuk meningkatkan pengetahuan mengenai berwirausaha
bagi masyarakat, meningkatkan produk bisnis mereka bagi kalangan wirausahawan,
menghilangkan pandangan masyarakat serta menghidupkan kembali sikap empati di
masyarakat yang mulai sirna akibat adanya pandemi ini. Sebab saat kita menolong
orang lain secara tidak langsung juga menolong diri sendiri dan media sosial
lah sebagai saluran utama yang digunakan serta akan dipertahankan hingga pandemi
ini berakhir.
Oleh karena itu, kita sebagai generasi penerus bangsa
harus memanfaatkan penggunaan teknologi untuk hal-hal yang bermanfaat. Tak
hanya itu, masyarakat diharapkan untuk lebih peduli terhadap keadaan di
sekitarnya.
Semoga wabah Covid-19 ini tidak hanya membawa
penurunan bagi para pebisnis mauapun wirausahawan, kepanikan serta ketakutan
dalam masyarakat, tetapi hal ini menjadi salah satu tantangan bagi bangsa
Indonesia mengenai seberapa kuatkah bangsa mengahadapi ini semua, khususnya
para pemerintah serta generasi milenial seperti mahasiswa untuk turut
berkontribusi dalam mengerahkan solusi yang bisa mengurangi penyebaran virus
Covid-19 serta memberikan solusi ekonomi di tengah pandemi saat ini yang
perekenomian menurun drastis.
Daftar Pustaka
Buku :
·
Soekanto,
Soerjono. 2012. Sosiologi Suatu Pengantar.
Rajawali Pers. Jakarta.
Sumber Internet :
·
Bambang
Supriyanto. Ini Peran Milenial Dalam Mencegah Penyebran Covid-19.
https://m.bisnis.com/teknologi/read/20200430/101/1235107/ini-peran-milenial-dalam-mencegah-penyebaran-covid-19. Diakses tanggal 11 Sepetember 2020, pkl. 06.45 am.
·
Rokom.
Pentingnya Kesadaran dan Sosialisasi Protokol Kesehatan. http://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/rilis-media/20200713/3634452/. Diakses tanggal 14 September 2020, pkl. 13.19 pm.
·
M.Y.
Ardiansyah. Menumbuhkan Sikap Empati Di Masa Pandemi Covid-19.
https://gobekasi.id/menumbuhkan-sikap-empati-di-masa-pandemi-covid-19/amp/. Diakses tanggal 11 September 2020, pkl. 07.00 am.
·
Elsa
Catriana. Dampak Pandemi Covid-19 ke Penggunaan Teknologi. https://amp.kompas.com/money/read/2020/06/18/210000826/dampak-pandemi-covid-19-ke-penggunaan-teknologi. Diakses pada 14 September 2020, pkl. 12.49 pm.

Komentar
Posting Komentar