Layanan Bioskop di Perpustakaan: Meningkatkan Literasi Anak dengan Cara yang Menyenangkan?

LATAR BELAKANG

Pelayanan publik merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan dengan memberikan layanan yang dibutuhkan bagi masyarakat. Pelayanan diambil dari kata “layanan” yang artinya menyediakan segala kebutuhan yang dibutuhkan orang lain. Sedangkan "publik" artinya umum yang merujuk pada masyarakat secara umum. Sehingga bisa disimpulkan bahwa pelayanan publik ialah kegiatan menyediakan segala kebutuhan yang dibutuhkan oleh masyarakat umum. Pelayanan publik kepada masyarakat tentu tidak hanya dengan pelayanan publik terkait kesehatan, pendidikan, dan sebagainya. Akan tetapi, pelayanan publik terkait pengetahuan dan informasi juga perlu diberikan kepada masyarakat, mengingat kebutuhan pengetahuan dan informasi ini bisa menambah dan memperkaya wawasan masyarakat. Pemberian layanan pengetahuan dan informasi bisa dilakukan dengan cara melalui budaya literasi. Budaya literasi merupakan suatu budaya terkait kemampuan membaca dan menulis ataupun keaksaraan. Budaya literasi saat ini telah mengalami penurunan, sehingga menyebabkan pola pikir masyarakat dan juga anak-anak mengalami kurangnya pemahaman terkait budaya membaca dan menulis. Tentunya seharusnya disaat-saat inilah budaya literasi perlu digalakkan kembali. Program for International Student Assesment (PISA) melakukan survei yang dirilis oleh Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) tahun 2019 terkait minat literasi di dunia, hasilnya menunjukkan bahwa Indonesia saat ini berada di posisis ke-62 dari 70 negara dengan minat literasi. Itu artinya, Indonesia menjadi peringkat 10 terbawah dimana memiliki tingkat literasi yang rendah, dan membuat Indonesia tertinggal jauh dengan negara lain. Pada riset World’s Most Literate Nations Ranked yang dilakukan oleh Central Connecticut State University menunjukkan hasil dimana Indonesia menjadi peringkat ke-60 dari 61 negara terkait minatl literasi. Selain itu, UNESCO juga menyebutkan terkait minat baca di Indonesia hanya 0,001%, dimana dari 1.000 orang yang ada di Indonesia hanya 1 orang yang gemar membaca. Selain itu, total jumlah bacaan dengan total jumlah penduduk yang ada di Indonesia ini mempunyai rasio nasional 0,09, yang mana artinya 1 buku ditunggu oleh 90 orang di tiap tahunnya. Inilai yang mendasari mengapa Indonesia memiliki tingkat literasi yang rendah. Dari data permasalahan di atas, tentu menjadi persoalan penting bagi Indonesia yang harus dibenahi. Apalagi jika dilihat dari keberadaan buku saat ini sangat vital bagi kehidupan manusia, tanpa buku manusia tidak akan mendapatkan pengetahuan, dan lainnya. Tingkat kesadaran masyarakat terkait halnya literasi tentu masih dalam keadaan “darurat”, hal tersebut sangat disayangkan mengingat adanya perkembangan teknologi yang canggih saat ini tentu pemerintah perlu memanfaatkan hal tersebut untuk meningkatkan tingkat literasi bagi masyarakat. Akan tetapi, realita di lapangan keberadaan akan perkembangan teknologi dalam bentuk komputerm tablet, gadget, internet dan sebagainya malah memperparah keadaan, yakni menurunkan minat literasi pada masyarakat, terutama anak-anak. Sehingga, dalam hal ini perlu pemanfaatan teknologi sebagai media atau alat untuk meningkatkan literasi, misalnya dengan adanya literasi visual. Menurut Anggraini, sebagaimana dikutip oleh Meirinawati (2016) menjelaskan bahwa literasi visual merupakan literasi yang dilakukan dengan 2 media, yaitu gambar dan film/video.

Dalam menjawab segala permasalahan, maka pemerintah memerlukan solusi untuk menangani permasalahan tersebut dengan memperkenalkan budaya literasi masyarakat, yakni perpustakaan. Perpustakaan merupakan suatu organisasi, tempat, dan wadah dalam menyediakan berbagai koleksi. Selain itu, perpustakaan menjadi salah satu tempat literasi untuk masyarakat, karena dalam perpustakaan kita akan menemukan berbagai koleksi, baik tercetak ataupun non cetak. Tidak semua perpustakaan mengembangkan layanan media literasi visual. Salah satu perpustakaan umum miliki pemerintah kabupaten/kota yang mempunyai layanan media literasi visual di Jawa Timur adalah Perpustakaan Mula Malurung Kabupaten Lumajang, yang mana dikelola oleh Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Lumajang. Layanan media literasi visual yang ada di Perpustakaan Mula Malurung Kabupaten Lumajang dikenal dengan sebutan “Layanan Bioskop”. Akhir-akhir ini, Perpustakaan Mula Malurung Kabupaten Lumajang seringkali dikunjungi oleh pemustaka, khususnya oleh siswa-siswi sekolah. Dengan demikian, penulis tertarik meneliti mengenai “Layanan Bioskop di Perpustakaan Untuk Menumbuhkan Literasi Pada Anak di Perpustakaan Mula Malurung Kabupaten Lumajang”. 

ANALISIS PEMBAHASAN

Kata "layanan" merupakan suatu kegiatan dengan memberikan kebutuhan kepada orang lain. Sedangkan "bioskop" sendiri memiliki arti tempat tempat guna menonton pertunjukan film dengan penggunaan layar lebar, gambar film dengan menggunakan proyektor, dan juga sound sistem sebagai pendukungnya. Dapat disimpulkan bahwa, layanan bioskop merupakan suatu kegiatan yang diberikan kepada masyarakat melalui pertunjukan film dengan menggunakan proyektor, dan sound system sebagai pendukungnya. Layanan bioskop dengan gambar, video, ataupun film tentu menjadi solusi saat ini di tengah maraknya teknologi yang semakin canggih ini. Layanan bioskop dengan melakukan pemutaran film dongeng dan lainnya di Perpustakaan Mula Malurung Kabupaten Lumajang merupakan salah satu layanan anak yang diberikan oleh Perpustakaan Mula Malurung Kabupaten Lumajang guna menarik minat kunjung pemustaka, khususnya anak-anak. Seiring dengan berjalannya perkembangan teknologi, upaya dalam membentuk sinergi dilakukan perpustakaan untuk meningkatkan tingkat minat baca masyarakat, khususnya melalui literasi visual, seperti layanan bioskop ini. Pada layanan bioskop ini dengan pemutaran film dongeng, Perpustakaan Mula Malurung Kabupaten Lumajang bekerja sama dengan sekolah-sekolah lain yang ada di wilayah Kabupaten Lumajang untuk mengajak anak didiknya mengunjungi perpustakaan. Kerja sama dilakukan agar anak-anak bisa memahami terkait pentingnya kegiatan membaca dan menulis. Layanan bioskop yang diberikan oleh Perpustakaan Mula Malurung Kabupaten Lumajang tentu berkoordinasi dengan Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Lumajang untuk melakukan pemutaran film tersebut. Layanan bioskop yang ada memiliki sarana dan prasarana yang memadai, misalnya dengan adanya layar proyektor untuk menampilkan film dongeng, dan sebagainya. Akan tetapi, dalam layanan bioskop film dongeng tersebut perlu adanya SOP terkait pemberian layanan bioskop film dongeng kepada pemustaka.

Pemberian layanan bioskop dengan pemutaran film dongeng ini tentu diberikan kepada pemustaka, khususnya anak-anak dimana tiap penayangan film dongeng ruangan dapat diisi sesuai dengan jumlah satu kelas siswa. Hal ini disebabkan ruangan pemutaran film dongeng memiliki tempat yang luas, dimana bisa ditempati banyak orang, sehingga tidak perlu berdesakan ataupun bergantian dalam menontonnya. Terkait waktu layanan bioskop dengan pemutaran film ini tidak ditentukan waktu operasionalnya, akan tetapi tentu perlu adanya penyesuaian dengan berkoordinasi antara pihak pustakawan Perpustakaan Mula Malurung Kabupaten Lumajang dengan pihak sekolah. Adanya strategi layanan bioskop dengan pemutaran film ini dimana anak-anak dibebaskan untuk memilih film dongeng apa yang ingin ditampilkan, misalnya film dongeng fabel, ataupun sebagainya.

Manfaat yang didapatkan dari adanya layanan bioskop melalui pemutaran film dongeng diharapkan bisa membuat anak-anak untuk gemar membaca buku-buku yang bermutu. Selain itu, tentunya dengan menonton film dongeng yang ditayangkan tentunya terdapat manfaat yang nantinya akan diambil hikmahnya oleh anak-anak, misalnya dengan pemutaran film berjudul “Aku Suka Tersenyum” mengajarkan anak-anak untuk selalu tersenyum, walaupun dalam kondisi yang kurang menyenangkan. Tak hanya itu, anak-anak diajak untuk bisa mengungkapkan perasaannya, baik dari film dongeng yang diputar ataupun dari buku yang dibaca di Perpustakaan Mula Malurung Kabupaten Lumajang. Pentingnya layanan bioskop dengan pemutaran film dongeng di perpustakaan, salah satunya di Perpustakaan Mula Malurung Kabupaten Lumajang merupakan salah satu langkah dalam menarik minat kunjung pemustaka dan meningkatkan tingkat literasi di Indonesia. Tentunya ini merupakan solusi yang baik dan tepat di tengah gencarnya teknologi saat ini. Adapun manfaat dari pentingnya layanan bioskop di perpustakaan pada anak-anak, sebagai berikut;

(1) Menstimulasi mental 

Otak menjadi salah satu organ yang perlu dilatih untuk tetap kuat, kuat, dan aktif dengan cara membaca ataupun melihat gambar, film, ataupun video. Dengan kedua kegiatan tersebut tentunya bisa merangsang mental seseorang, sehingga mencegah terjadinya penyakit. 

(2) Mengurangi stress

Setiap orang, seperti anak-anak tentunya akan mengalami rasa stress akibat kegiatan sehari-harinya yang padat, dengan adanya layanan bioskop melalui pemutaran film dongeng tentu akan membuat anak-anak tidak merasakan stress, membawa kedamaian dan kegembiraan dari penayangan film. 

(3) Menambah wawasan dan pengetahuan

Penayangan film dongeng dari layanan bioskop tentu akan menambah wawasan dan pengetahuan bagi anak-anak, baik itu dari segi kosakata, hikmah yang dapat diambil dari alur cerita dongeng ataupun hal lainnya yang nantinya bisa untuk dicontoh dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. 

(4) Meningkatkan kualitas memori 

Tujuan dari penayangan film dongeng ini adalah agar anak-anak mendapatkan berbagai pengetahuan, akan tetapi setelah dilakukan penayangan maka perlu adanya evaluasi dengan cara meninjau ataupun memberikan pertanyaan terkait hal-hal apa saja yang menarik selama penayangan film dongeng tersebut. Dengan begitu, secara tidak langsung adanya kegiatan penayangan film dongeng ini bisa meningkatkan kualitas memori anak. 

(5) Melatih keterampilan untuk menganalisa dan berfikir 

Meningkatkan kualitas memori anak tentu juga berpengaruh pada melatih keterampilan anak dalam menganalisa dan berpikir, hal ini dikarenakan anak tentu akan berpikir apa saja tadi yang dilihat selama penayangan film dongeng dan tindakan apa saja yang ada selama penayangan film dongeng berlangsung. 

 (6) Mendorong berbuat baik 

Penayangan film dongeng melalui layanan bioskop tentu akan membuat sang anak berbuat baik yang mana didapatkan dari hikmah ataupun kesimpulan yang bisa diambil dan dilakukan dalam kehidupan sehari-harinya. Dengan begitu, anak-anak akan mengerti dan memahami. Berdasarkan manfaat di atas bahwasanya keberadaan akan layanan bioskop di perpustakaan tentu akan berpengaruh terhadap peningkatan minat baca atau literasi secara tidak langsung. Hal inilah yang harus terus menerus ditingkatkan ke depannya. Dengan begitu, kualitas minat literasi bisa meningkat seiring berjalannya waktu.

KESIMPULAN

Layanan bioskop tentu menjadi solusi baru untuk bisa mengatasi permasalahan-permasalahan terkait menurunnya tingkat literasi di Indonesia. Strategi layanan bioskop melalui penayangan film dongeng di Perpustakaan Mula Malurung Kabupaten Lumajang tentu perlu dijadikan sebagai contoh oleh perpustakaan umum lainnya untuk bisa menarik minat kunjung pemustaka, seperti anak-anak dan meningkatkan tingkat minat literasi. Adanya strategi layanan bioskop diharapkan anak-anak akan memahami dan mengerti terkait pentingnya budaya literasi, sebagai rekreasi (refreshing), dan sebagainya.  






DAFTAR PUSTAKA 

Anggraini, S. 2016. Budaya Literasi Dalam Komunikasi. WACANA: Jurnal Ilmiah Ilmu Komunikasi. 15(3). h. 181-279. 

Azizah, R. 2019. Inovasi Layanan Bolam (Bioskop Literasi Anak dan Masyarakat) di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Sidoarjo. Publika. 7(8).

Ilham, B. U. 2022. Harbuknas 2022: Literasi Indonesia Peringkat Ke-62 Dari 70 Negara. bisnisumkm.com:https://bisniskumkm.com/harbuknas-2022-literasi-indonesiaperingkat-ke-62-dari-70- negara/#:~:text=Berdasarkan%20survei%20yang%20dilakukan%20Program,yang% 20memiliki%20tingkat%20literasi%20rendah. Diakses pada 21 Desember 2022.

Kresna. 2019. Pengertian Layanan (Skripsi dan Tesis). https://konsultasiskripsi.com/2019/10/06/pengertian-layanan-skripsi-dan-tesis/. Diakses pada 24 Desember 2022.

Pelawi, R. R. 2017. Layanan Teater Digital Perpustakaan Universitas Negeri Medan. https://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/4315. 

Komentar